LAMPUNG SELATAN kompas86id.com –Bupati Lampung Selatan, H. Radityo Egi Pratama, S.T., MBA, meninjau langsung jalan poros penghubung Desa Bumi Daya – Pulau Jaya di Kecamatan Palas yang sebelumnya viral karena aksi unik warga menebar ikan lele di jalan yang berlubang. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan yang rusak parah.
Menariknya, alih-alih menanggapi dengan amarah, Bupati Radityo Egi justru memberikan apresiasi kepada masyarakat atas cara penyampaian aspirasi yang dinilainya kreatif dan tidak anarkis, dirinya juga membalas aksi masyarakat dengan cara kreatif memancing ikan lele dijalan tersebut bersama masyarakat dan mengajak masyarakat makan ikan lele dilokasi jalan itu.
“Saya apresiasi kepada masyarakat dalam menyampaikan aspirasi secara kreatif, bukan dengan cara marah-marah. Kami sebagai pemerintah juga lebih enak menerimanya seperti ini,” ujar Bupati yang akrab disapa Mas Bupati Egi.
Namun berbalik, Kepala Desa Bumi Daya, H. Dudi Hermana, dinilai lalai tidak memberikan apresiasi secara langsung kepada masyarakat atas aksi dengan cara unik dan kreatif, dirinya hanya mengapresiasi Bupati Lampung Selatan yang cepat respon meninjau dan menurunkan matrial serta alat berat.
Dikutip dari media online Pukanews.com Kades Bumi Daya H Dudi Hermana menyampaikan kepada awak media, sangat berterimakasih kepada Bupati Lampung Selatan telah menjawab keluhan masyarakatnya dengan merespon cepat dan langsung membangun jalan rusak tersebut.
”Saya sangat berterima kasih kepada bapak Bupati kita telah merespon baik dan langsung membangun jalan tersebut padahal baru hitungan hari di lantik, perlu di ketahui kami sebagai kepala desa terutama kepala desa wilayah barat yang terdapat 6 desa sudah berulang kali mengajukan proposal pembangunan jalan tersebut namun belum terealisasi karena belum ada angaran” kata Kades yang dikutip dari media Pukanews.com pada Sabtu (12/4/2025).
Lebih lanjut, bukannya melindungi warganya saat aksi penebaran ikan lele berlangsung, enam kepala desa yaitu dari Desa Bumi Daya, Tanjung Jaya, Bumi Asih, Bumi Restu, Bumi Asri, dan Pulau Jaya, tak menampikan dirinya guna memastikan masyarakatnya dalam keadaan aman dan baik pada saat aksi berlangsung.
Menanggapi hal tersebut, Triwidi Wismoko Warga Palas yang ada di enam desa tersebut menyampaikan kekecewaannya kepada pejabat pemerintahan desa.
“Harusnya kades juga berterima kasih kepada para Pegiat Media Sosial, Para Jurnalis, Para Aktivis dan Masyarakat, sebab aksi yang dilakukan masyarakat itu bukan muncul dengan sendirinya, tapi muncul atas partisipasi empat pihak diatas. Baru setelah viral di respon Bupati,” ucap Wismoko yang biasa disapa Moko.
Dirinya juga menyampaikan pembangunan jalan bentuknya bukan proposal. Tapi bagaimana pembangunan jalan kabupaten itu masuk dalam Musrenbang Kecamatan hingga Kabupaten dan di kawal hingga jadi APBD Kabupaten.
“Kalau tidak bisa mengawali sendiri harusnya kades punya hubungan dan kerjasama yang baik dengan Camat dan DPRD,” tuturnya.
Terpisah, salah satu warga Kecamatan Palas nenanggapi hal itu juga, ia menyampaikan hal serupa atas kekecewaan pemerintah desa yang tidak ada di lokasi aksi.
“Narasumnya kalau bisa warga aja. Kades dan aparat nyumput semua saat aksi pertama, parah,” cetusnya menanggapi berita Pukanews.com
Warga lainnya juga ikut mengkritisi pihak pemerintah desa yang tak menampikan dirinya pada saat aksi pertama.
“Kemarin aparat Desa wilayah barat gak ada yang mau buat status medsos. Giliran Bupati turun pada merapat semua,” kata warga melalui pesan whatsapp.
“Ada bupati kadesnya bermunculan ya. Kalau demo dicap jelek tapi kalau ada kunjungan paling depan,” ucap warga yang juga menyampaikan unek-uneknya di sosmed.
Aksi warga ini menuai perhatian luas dari publik dan media sosial, dan kini mendapatkan respons cepat dari pemerintah daerah dengan pengerahan material serta alat berat untuk memperbaiki jalan yang rusak.
(*)