JEPARA, kompas86id.com – Sebuah prasasti berdiri kokoh di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Bukan sekadar batu berukir tulisan, prasasti TMMD Reguler ke-124 itu menjadi simbol nyata dari pengabdian tulus para prajurit TNI Kodim 0719 / Jepara kepada masyarakat pedesaan. pada Minggu, (08/6/2025).
Di balik sunyinya prasasti itu, terpatri kisah perjuangan dan kerja nyata yang dilakukan oleh para prajurit selama pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang digelar sejak 6 Mei hingga 4 Juni 2025. Di tangan mereka, harapan warga yang selama ini terhalang keterbatasan mulai terwujud perlahan.
Program TMMD Reguler ke-124 bukan hanya meninggalkan bangunan fisik, tetapi juga menghidupkan kembali denyut kemakmuran di desa, dengan menyentuh kebutuhan paling dasar masyarakat: air dan pertanian.
Beberapa sasaran fisik utama yang menjadi tonggak perubahan besar bagi Desa Kecapi antara lain:
Normalisasi Embung Sebumbung, yang sebelumnya hanya mampu mengairi 10 hektar lahan karena pendangkalan, kini setelah dinormalisasi dapat mengairi hingga 40 hektar sawah milik warga.
Pembangunan 6 unit sumur bor, terdiri dari 4 sumur irigasi pertanian dan 2 sumur air bersih untuk konsumsi masyarakat.
Keberadaan sumur ini menjadi jawaban atas kebutuhan air bersih bagi sekitar 300 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini kesulitan mengakses sumber air layak.
Komandan Kodim 0719 / Jepara, Letkol Arm Khoirul Cahyadi, S.E., yang memimpin langsung pelaksanaan TMMD ini, menyampaikan bahwa prasasti itu bukan hanya sebagai penanda fisik, tapi juga sebagai monumen hati yang menggambarkan kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Kami ingin meninggalkan lebih dari sekadar bangunan. Kami ingin meninggalkan makna. Prasasti ini adalah saksi bisu bahwa TNI hadir, bekerja, dan membangun dari hati,” ungkap Letkol Arm Khoirul Cahyadi. S. E.
Warga Desa Kecapi pun menyambut hasil program TMMD dengan penuh syukur dan haru. Bagi mereka, sumur dan embung bukan hanya infrastruktur, tetapi sumber kehidupan dan harapan baru bagi generasi mendatang.
Kini, Desa Kecapi tak lagi kesulitan air bersih, para petani kembali menatap musim tanam dengan optimisme, dan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang lebih layak.
Semua itu berawal dari gotong royong, keikhlasan, dan ketulusan para prajurit yang mengukir pengabdian mereka — bukan dengan tinta, tetapi dengan keringat, tanah, dan batu.
Dan prasasti itu akan tetap berdiri — sebagai penjaga kenangan, pengingat perjuangan, dan lambang cinta TNI untuk rakyatnya.
Reporter: Rud
Editor: Dadang Kling