Sempat Vakum Sebelas Tahun, Event Pasar Seni ITB Kembali di Gelar

Sempat Vakum Sebelas Tahun, Event Pasar Seni ITB Kembali di Gelar

Bagikan artikel ini
Salah satu penampilah Karya mahasiswa ITB. Photo:(One)

Kompas86id.com

Bandung || Event dua tahunan yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan wadah bagi seniman, akademisi, dan masyarakat untuk berinteraksi dan menampilkan karya seni. Pasar Seni tahun 2025 mengusung tema “Setakat Lekat” dengan menampilkan berbagai kegiatan karya seni yang dapat dinikmati dan diinteraksikan bersama pengunjung serta penampilan musik berbagai genre.

Selian itu, event pasar seni ITB juga membuka Bazar UMKM produk kreatif dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Workshop seni yang dapat diikuti pengunjung, Spot Foto Estetik dengan tempat menarik serta Lelang Karya Seni maestro ternama Indonesia,

Sebelas tahun menanti, Pasar Seni ITB akhirnya kembali hadir 18–19 Oktober 2025 di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Ganesha. Acara dua tahunan yang selalu dinanti pecinta seni, alumni, dan masyarakat umum ini siap menghadirkan pengalaman lintas disiplin antara seni, budaya, dan kreativitas masyarakat urban masa kini.

Dengan mengusung tema “Setakat Lekat”, Pasar Seni ITB 2025 ingin menjembatani kembali relasi antara seniman, akademisi, dan publik secara luas.

Kampung Alumni Jadi Ajang Silahturahmi Lintas Generasi

Elina Farida Eksan salah satu panitia kegiatan Seni Rupa ITB angkatan 85 menyambut positif Event  Pasar Seni ITB. Ia hadir bersama para alumni mulai dari angkatan tahun 60 an. Kami diberi tempat oleh panitia untuk mengikuti Pasar Seni ITB dengan nama Kampung Alumni yakni tempat berkumpulnya para alumni 5 dekade mulai dari tahun 60-an sampai 2020-an. Hal tersebut tentunya akan menjadikan ajang silahturahmi lintas generasi.

“Dikampung Alumni ada beberapa tenda Dekade yang diisi dengan tenda jualan serta tenda untuk mempromosikan sebuah karya. Selain itu, Kampung Alumni juga akan menampilkan beberapa kegiatan pentas musik, talkshow,  demo lukis dan tarot” terang elina”. Ujarnya Sabtu (18/10/25).

Dari 100 peserta yang tergabung di Kampung Alumni akan menjadi momen spesial dari berbagai angkatan sebagai  hubungan antara senior dan junior, juga antar alumni ITB sekaligus juga untuk membangun jaringan dan koneksi yang lebih luas dengan alumni ITB lainnya. Tambah Elina.

Sementara Tedi salah satu peserta alumni ITB angkatan tahun 85-an akan memamerkan lukisannya serta mengapresiasi  Event Pasar Seni ITB yang kembali di gelar.

Dirinya mengaku ” gembira, bahagia dan sangat senang, karena event yang digelar merupakan event yang di tunggu-tunggu oleh para alumni”. Kata Tedi.

Ketua Panitia Kegiatan Kayla Davina Hafsah Ruslan mengungkapkan kegiatan yang di gelar  tidak hanya  sekadar festival seni, namun akan menjadi ruang refleksi dan kolaborasi bagi publik untuk menelusuri kembali makna seni dalam kehidupan urban yang dinamis, sebuah ajakan untuk berpikir, berbuat, dan berkarya dengan lebih sadar terhadap lingkungan dan sesama.

Kayla mengungkapkan bahwa acara ini bukan hanya sekedar tempat untuk berkreasi dan menciptakan inovasi, tetapi juga mengedukasi sebagai bagian dari upaya mewujudkan sustainability dalam masyarakat. “Melalui program ini, kami akan mengajak masyarakat untuk berjalan kaki menyusuri jalanan kota Bandung dan menggunakan bandros secara gratis untuk menuju lokasi acara. Kami ingin menumbuhkan kembali kebiasaan bergerak perlahan sambil menikmati kota. Inisiatif ini merupakan upaya mengurangi emisi karbon dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi,” ujar Kayla.

Kampung Alumni ITB

Pasar Seni ITB 2025 bukan sekadar ajang pamer karya visual. Tahun ini, konsep acaranya dirancang lebih inklusif, menghadirkan instalasi interaktif, pertunjukan musik, bazar UMKM kreatif, lokakarya seni, hingga spot foto estetik di berbagai sudut kampus, hingga lelang karya seni maestro ternama Indonesia, Adicitra Ganesha.

Atmosfer kampus ITB akan diubah menjadi ruang besar bagi kolaborasi lintas generasi dan profesi, mulai dari seniman muda, alumni, desainer, musisi, hingga pegiat kreatif lokal. “Pasar Seni selalu menjadi jembatan antara masyarakat dan seni rupa Indonesia. (One)