
Tasikmalaya-Kompas86id.com
Di sebuah rumah tua yang hampir roboh di Sambong Bencoy RT 007 RW 010, Kelurahan Sambongjaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, tinggal sepasang suami istri lanjut usia yang kini hidup dalam ujian panjang dan penuh air mata.
Namanya Aceng, usia 86 tahun, tubuhnya kini ringkih dan nyaris tak mampu berdiri tegak. Selama 11 tahun, ia menahan derita benjolan besar (tumor) di paha kiri yang makin hari makin membesar. Tak pernah ada keluhan keras darinya—hanya diam, pasrah, dan doa lirih yang entah sudah berapa ribu kali dipanjatkan di sudut rumah yang lembab dan sunyi.
Di sisinya, sang istri tercinta Entin Ngantini (75 tahun), kurus, lemah, dan wajahnya penuh kesedihan. Ia berusaha kuat, tapi suaranya pecah ketika bercerita,
“Pak Mumuh, maaf… sekarang kami hidup hanya karena belas kasihan tetangga. Kadang tidak makan, kadang menahan lapar. Tapi kami tetap berdoa agar Allah masih sayang pada kami.”
Tangisan itu pecah ketika Yayasan Bina Karya Negeri datang dalam misi kemanusiaan, dipimpin langsung oleh Mumuh Kostaman, Ketua Umum yayasan. Niat awal hanya untuk bersilaturahmi, namun suasana berubah haru ketika Bu Entin memohon pertolongan sambil menangis tersedu di depan tim relawan.
“Kami tidak datang untuk apa-apa, hanya ingin membantu dan mendengarkan,” ujar Mumuh dengan mata berkaca-kaca, menyaksikan sendiri kondisi pasangan tua itu yang hidup dalam keterbatasan dan kesakitan.
Setahun berlalu, tim kemanusiaan Yayasan Bina Karya Negeri kembali datang. Mereka membawa beras satu karung, sembako, dan sejumlah uang tunai dari Hamba Allah yang enggan disebutkan namanya. Isinya sederhana—tepung terigu, telur, gula, kecap, kerupuk, dan beras—namun cukup untuk membuat senyum kecil merekah di wajah Entin yang sudah lama hilang.
“Air mata yang dulu jatuh karena lapar, kini berubah menjadi air mata bahagia.”
tutur Mumuh pelan, mengenang momen itu dengan penuh haru.
Namun, derita itu belum berakhir. Tumor di paha kiri Aceng kini semakin besar, dan mereka belum memiliki biaya untuk berobat. Setiap hari, Entin hanya bisa mengusap kaki suaminya dengan air hangat, berharap rasa sakit itu sedikit mereda.
Mereka tidak meminta banyak—hanya sepiring nasi untuk bertahan, dan setitik harapan untuk sembuh. Dalam usia senja yang seharusnya diisi dengan ketenangan, mereka justru bergelut dengan lapar, sakit, dan kesepian.
Kini, harapan terakhir mereka ada di tangan kita. Sekecil apa pun bantuan, akan menjadi napas kehidupan bagi Aceng dan Entin yang tengah berjuang di ujung usia.
________________________________________
🤲 Salurkan Bantuan Anda Melalui:
Yayasan Bina Karya Negeri
Bank BJB
No. Rekening: 011 365 521 610 0
Atas Nama: Yayasan Bina Karya Negeri
Bank BSI
No. Rekening: 722 085 591 5
Atas Nama: Bina Karya Negeri
No. Layanan WA: 082118088424
________________________________________
Setiap rupiah yang Anda sisihkan adalah doa yang menjelma menjadi harapan.
Mari bersama kita bantu Aceng dan Entin, agar mereka tahu bahwa masih ada tangan-tangan baik yang peduli.
