MANGGARAI TIMUR, Kompas86com- Proyek peningkatan jalan Hotmix SP Tangkul-Benteng Jawa, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur, (NTT) menuai protes dari masyarakat setempat. Pasalnya, proyek senilai Rp13.298.169.000,00 itu disinyalir tipis dan juga sirtu berupa kerikil masih terlihat meskipun sudah di hampar hotmix . Warga menilai pekerjaan jalan hotmix tersebut tidak sesuai RAB dan warga menilai pekerjaan tersebut dikerjakan asal jadi dan tidak berkualitas.
Berdasarkan pantauan media Kompas86.com di lokasi pada Sabtu (5/8) hampir sepanjang jalan yang berlokasi di Kampung Rejo, desa Leong, terpantau kualitas pekerjaannya sangat memprihatinkan. Pasalnya terlihat di beberapa titik disepanjang ruas jalan hotmix terdapat pada badan jalan hotmix-nya berlubang hingga menembus batu krikil agregat dan keluar bertebaran naik keatas.
Terpantau pada papan tender, diketahui peroyek peningkatan jalan Hotmix itu dikerjakan oleh CV Sarana Karya Utama dan Konsultan Pengawas CV El Emunah. Namun informasi yang dihimpun bahwa PT Menara Armada yang menangani proyek tersebut bukan CV Sarana Karya Utama.
Yoseph (40) salah satu warga setempat saat ditemui media ini mengatakan pembangunan jalan hotmix didaerahnya itu dinilai tidak memuaskan karena terlalu tipis. Bahkan, hasil pembangunan jalan itu terkesan asal jadi.
“Tidak semua jalan hotmix yang dibangun itu memiliki tiga centimer. Saya pastikan kalau ketebalannya kebanyakan sekitar dua centimer ,” kata dia, Sabtu (5/8/2023).
Lelaki yang pernah bekerja sebagai TPK itu mengaku, hasil pengaspalan yang terlalu tipis juga terlihat pada badan jalan yang bergelombang serta miring. “Selain badan jalan yang bergelombang. Dibeberapa titik badan jalan juga terlihat miring karena lapisan aspal hotmix-nya tidak rata,” kata dia.
Hal senada diungkapkan San, salah satu warga setempat mengaku bukan hanya tipis, tapi pengerjaan yang tidak maksimal juga terlihat dibeberapa titik seperti batu kerikil masih terlihat dan bahkan banyak berlobang kecil akibat sirtu tidak digilas saat hamparan hotmix.
“Saya sebagai masyarakat sangat kecewa dengan kualitas pekerjaan Hotmix ini, secara kasat mata kami melihat bahwa ini bukan hotmix tapi aspal biasa. Ada Pantas proyek jalan Hotmix di Manggarai Timur ini tidak bertahan lama, baru satu tahun usai dikerjakan tapi sudah rusak parah,” ungkapnya.
seharusnya bagian tanah di bahu jalan diratakan dengan badan jalan. Biar ketebalannya kelihatan jelas. Tetapi para pekerja tidak menghampar badan jalan Sehingga ada beberapa titik yang tidak rata, bahkan tidak digilas alat berat.
“Kami selalu pantau pekerjaan ini pak, kami melihat material sirtu krikil tidak digilas. Tetapi mereka langsung Hampar hotmix sehingga hasilnya tidak berkualitas, bahkan ketebalan hotmix juga hanya sekitar 2 cm,” Jelasnya.
Mirisnya lagi, kata San, para pekerja selalu kerja malam saat hamparan hotmix. kami menduga suhu Hotmixnya tidak maksimal sehingga hasilnya tidak berkualitas.
“Harapan kami masyarakat, tolong pak Bupati dengan pak wakil Bupati Manggarai Timur dan juga DPRD Manggarai Timur, tolong segera turun ke lokasi pembangunan ini, dan kami minta agar PT yang tangani pekerjaan ini harus dihentikan,” keluh warga setempat.
San mengungkapkan, selama ini yang sering masyarakat melihat bahwa hanya satu orang DPRD Kabupaten Manggarai Timur yang sering datang pantau lokasi pekerjaan pembangunan proyek ini yaitu wakil Ketua II DPRD Kabupaten Manggarai Timur Damu Damian.
“Kami masyarakat berharap kepada Bapak Damu Damian selaku wakil ketua II DPRD Manggarai Timur agar kiranya berkolaborasi kepada Kami masyarakat untuk sama-sama mengawasi proyek ini,” cetus warga.
Selain itu, warga menyoroti kinerja/fungsi pengawasan dari anggota DPRD Manggarai Timur terkait pekerjaan proyek jalan Hotmix ini. Mereka mempertanyakan “Kenapa hanya satu anggota DPRD saja yang sering datang pantau pekerjaan proyek ini yaitu Bapak Damu Damian, sementara anggota DPRD lainnya tidak pernah datang untuk melakukan pemeriksaan pekerjaan proyek ini,” beber Warga.
Sementara, salah seorang pengendara motor yang sering melintasi jalan tersebut mengatakan bahwa masi hitungan hari saja kondisi hotmix ini sudah berlubang dan pecah seperti ini, apalagi kalau usia hotmix ini semakin lama, pasti semakin parah.
“Ini bisa dibilang pekerjaan yang dilakukan pihak kontraktor bukan nya mengutamakan mutu dan tahan lama, justru mengutamakan mutu cepat rusak dan berlubang serta pecah. Secara kasat mata Saya melihat ini bukan Hotmix tetapi aspal biasa. Saya pastikan pekerjaan ini tidak sesuai dengan RAB,” Pintanya.
Selain itu, terdapat pula, pada bahu jalan hotmix, baru beberapa hari usai dihampar, terlihat hotmix nya pecah serta bergelembung bagaikan petak sawah.
Menanggapi hal itu, direktur PT Menara Armada Pratama Paul Suminto melalui Wasis selaku JS mengatakan siap untuk diperbaik dibeberapa titik yang mengalami kerusakan.
Selain itu, dirinya membantah jika agregat sirtu tidak digilas menggunakan alat berat pada saat sebelu hamparan hotmix.
“Tidak mungkin tidak digilas, di lokasi ada konsultan, ada orang PU. Tidak mungkin kalau tidak di gilas. Di lokasi ada bleder semuanya ada,” ujar JS Wasis.
Masyarakat hanya melihat sepintas, sementara kami dari PT MAP ada laporan harian dan Mingguan terkait pekerjaan itu.
Ketika ditanya apakah boleh hampar hotmix dikerjakan pada malam hari? Wasis menyampaikan “Kalau kerja malam, kita dimana-mana tidak masalah karena kontrak kita 1X24 jam,” ujarnya.
Menurutnya, suhu maksimum hotmix adalah 120°C dan kami mengambil hotmix itu di Wae Pesi, kecamatan Reo, kalaupun ada dibeberapa titik mengalami kerusakan maka kami siap untuk diperbaik.
Selain itu, beberapa warga dikeluhkan terkait pekerjaan drainase sehingga akses jalan keluar dari rumah mereka ke akses umum sangat susah dilewati.
Menanggapi itu, Wasis selaku JS PT.MAP menyampaikan bahwa masyarakat setempat waktu kita kerja seharusnya masyarakat setempat harus minta akses ke tim pelaksana pekerjaan, tapi selama kita kerja drainase, masyarakat setempat hanya diam saja.
“Oleh sebab itu, kami akan segera turun ke lokasi dan kami siap untuk dibuatkan tangga supaya ada akses keluar dari rumah warga setempat ke akses jalur umum,” pintanya (*Red*)