Brebes Jateng-mediakompas86.com
Pemerintah desa Slatri kecamatan Larangan Brebes , berhasil memecahkan permasalahan sampah yang menjadi polemik yang cukup pelik dan hampir dialami oleh semua desa dan pemerintah daerah kabupaten Brebes tentang hal Sampah .
Terobosan gagasan , kreatifitas dan inovasi yang cukup luar biasa , pemerintah desa Slatri bisa mengurangi dan mengurai sampah limbah rumah tangga dimasyarakat lingkungan desa bisa menjadi nilai tambah secara ekonomis dengan menciptakan BBM Solar jenis Petasol dari sampah plastik .
Sebuah pemikiran Inovatif yang harus didukung oleh semua pihak , baik masyarakat , maupun pemerintah daerah kabupaten Brebes .
Dengan hal inovasi tersebut pemerintah desa Slatri patut ditiru dan dicontoh , bagi desa – desa lain karena keberhasilannya memecahkan persoalan Sampah .
Kades Slatri saat ditemui awak media Kompas 86.ID ,Senin 11 Maret 2024 dikediaman pendukuhan Siramin , terkait keberhasilannya dalam memecahkan permasalan sampah didesanya menjelaskan, bahwa Ia kepengin desanya bersih dari sampah terutama limbah rumah tangga dan ingin menggugah kesadaran masyarakat dalam membuang sampah tidak sembarangan yang membuat saluran drainase menjadi mampet serta mengotori sungai, sehingga bisa berakibat banjir .
Ia pun nelakukan kunjungan ke wilayah Banjarnegara Banyumas untuk belajar bagaimana menangani permasalahan sampah yang bisa berhasil dengan Karang Taruna diwilayah tersebut yang berhasil menciptakan mesin Pylorosis untuk membakar sampah plastik bisa menjadi BBM jenis Solar .
Dari sanalah timbul pemikiran dan gagasan bahwa sampah itu diolah menjadi bahan bakar jenis Solar yang bisa bernanfaat dan memberi nilai tambah secara ekonomis .
Bersama pengurus Bumdes Notorogo desa Slatri , menggagarkan pembelian mesin Pylorosis untuk pengolahan sampah plastik menjadi Solar Petasol yang kualitas kadar oktan nya lebih tinggi dari Solar biasa tapi masih dibawah Dexlite .
Amad Dasuki pun nenjelaskan untuk 100 kg plastik bisa menghasilkan 80 liter Solar murni , dan proses sekarang sudah menghasilkan 200 liter
Solar dan sudah teruji di-BRIN ( Badan Riset Inovasi Nasional ) serta bisa digunakan untuk BBM Traktor , mesin Dompleng , mobil L 300 .
Ia juga menjelaskan bahwa loucing tempat pengolahan sampah didesanya depan lapangan Sepak Bola Slatri tengah sudah dilakukan , pada hari Jum’ at 1 Maret 2024 dan dihadiri Pj Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar SH. M Hum bersama tim kabupaten dan mendapat dukungan yang penuh , untuk tahun 2024 akan diberi Program TPS 3 R angaran pemerintah daerah senila 450 juta untuk bangunan dan mesinya dari Dinas Lingkungan Hidup , sebagai penghargaan keberhasilan inovasi desanya dalam memecahkan permasalahan Sampah ” Jelasnya .
Dengan adanya inovasi pengolahan sampah menjadi BBM Syntetis Solar khususnya untuk pedukuhan Siramin Slatri menjadi bersih karena partisipasi dan kesadaran masyarakat mulai tumbuh dengan motivasi atau perangsang ,sampah rumah tangganya dikumpulkan dan dipilah antara yang organik dipisah dengan yang non organik ( plastik ) , karena tahu ada nilai ekonomis dibeli oleh Bumdes , untuk 1 kg plastik dihargai rp 1000. dan organiknya bisa buat kompos ” Pungkas Dasuki .
Ditambahkan oleh Bambang Iswanto dan Herman selaku pemuda yang mendapingi Kades Slatri dalam program pengolahan sampah , mereka mengatakan bahwa mesin Pylorosis pembakaran Sampah plastik yang dimiliki desa Slatri merupakan ATM ( Ambil Tiru Midifikasi ) , Bambang selaku Enginering sudah mencoba proses tahapan kekurangan dan kelemahan mesin Pylorosis yang ada sekarang adalah model Generasi ke 5 sehingga perlu dimodi fikasi dengan penambahan kapasitor dan Kondesor , supaya Upgrade kemampuan mesin dan produksi bisa meningkat dari 100 kg sampah plastik bisa menghasilkan Solar sampai 90 atau bahkan 95 liter dan untuk kemurnian kadar kulitasnya bisa bertambah, maka perlu proses modifikasi mesin tersebut secara bertahap .
Sedangkan menurut Herman , karena bahan bakunya multy plastik baik jenis PE /HD dan plastik berwarna agar modefikasi mesin Pylorosis insulasi panasnya tidak terbuang sehingga bisa menambah kemampuan mesin secara kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan ” Ujar Mereka .
( Fajar )