
mediakompas86.com, KOTA CIMAHI
Sekretaris Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat sekaligus Anggota DPRD provinsi Jabar lakukan pertemuan silahturahmi bersama wartawan Kota Cimahi yang dihadiri Calon Walikota dan Wakil Walikota Cimahi Ngatiyana dan Adhitia Yudhistira
Pada pertemuan tersebut Acep Jamaludin menyampaikan poin penting bila Ngatiyan dan Adhitia terpilih sebagai Walikota, salah satunya tingkat frustasi dan depresi kesehatan mental yang mencapai 28,7 persen.
590,782 jiwa penduduk cimahi dengan kepadatan 13,923 per km² tentunya harus dicegah sedini mungkin terlebih angka pengangguran yang harus menjadi prioritas utama di kepemerintahan nanti.
Ditegaskan Acep, saat ini masyarakat yang mencari kerja cukup susah, maka tingkat frustasi bakal cukup tinggi, sebab itu ekonomi kreatif menjadi penopang memecahkan angka pengangguran.
“Perekonomian di cimahi merupakan hasil warisan dari pemerintah orde baru, maka harus dijadikan sentra industri,” ujar Acep dalam dialog bersama di Otutu Cafe, Jalan Kerkof, Cimahi Selatan, Sabtu (14/9/24).
Acep juga menyinggung terkait pembukaan pabrik-pabrik di Kota Cimahi sehingga ada kesempatan kerja dan bersandar di sektor makro.
Karena ekonomi masyarakat di Cimahi stuck, serta pendapatan asli daerah cimahi tidak lebih dari 500 milyar dan itupun terserap sebagian ke rumah sakit, maka pendapatan lain didapat dari hasil pajak penerangan jalan dan pbb.
” Dalam situasi seperti itu, beberapa kali terjadi gagal bayar di rumah sakit cibabat, saat itu saya jadi dewan cimahi dan saya hapal betul kejadian gagal bayar rumah sakit cibabat,” terang Acep.
“Kalau ini di biarkan, tidak menutup kemungkinan cimahi bisa di kembalikan pada kabupaten induk bila pailit atau bangkrut berdasarkan undang-undang,” sambung Acep.
Maka dari itu, kata Acep, kita butuh kepemimpinan yang kuat, strong, dan tidak punya kejadian di masa lalu.
“Mau tidak mau pemerintah harus melakukan rasionalisasi dan revitalisasi anggaran dalam upaya produktivitas. Program selanjutnya adalah bpjs kita akan mengakselerasi warga miskin,” tutupnya.
Ngatiyana sendiri berkomitmen akan melakukan perubahan bila terpilih nanti dengan modal pengalaman sebagai pejabat walikota sebelumnya.
“Cimahi harus lebih baik, tidak boleh monoton, jangan ceremonial terus menerus namun harus cepat dan tepat membawa perubahan dibidang pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan infrastruktur. Maka dengan modal 5 tahun kepemimpinan semua akan dijadikan perubahan” Ujar Ngatiyana
Sementara Adhitia lebih menekankan peluang usaha bagi generasi muda pada ekonomi kreatif.
“Anak muda bukanlah generasi pewaris namun harus menjadi generasi perintis juga bukan generasi partisan namun harus menjadi pelaku pembangunan daerah” jelas Adhitya. (Eb)