
Merti Dusun atau yang biasa disebut Auman, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan panen dan hasil bumi.
Tradisi ini ditandai dengan pagelaran wayang kulit sehari semalam. Pada siang hari, Dalang Khi Bayu dari Pewayangan Sari Laras, Talaman Sawangan, membawakan lakon “Dewi Mulih”, yang berkisah tentang Dewi Sri sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran.
Sementara pada malam harinya, Dalang Khi Hendri Sukoco menampilkan lakon “Pandhu Swarga”, yang sarat makna kehidupan dan keteladanan.
Acara berlangsung meriah dan penuh kekhidmatan. Hadir dalam kesempatan itu tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda-pemudi, ibu-ibu PKK, serta masyarakat Dusun Trisip dan sekitarnya.
Turut hadir pula Kepala Desa Tampirwetan, Wahyu Hantoro, bersama perangkat desa, Bhabinkamtibmas Candimulyo Aipda Darwoto, serta Babinsa Peltu Ferypanto dan Wahyu Tri Wibowo.
Semangat gotong royong warga terlihat nyata, dari persiapan hingga pelaksanaan acara. Merti Dusun Trisip bukan hanya menjadi wujud syukur, tetapi juga bukti nyata komitmen masyarakat dalam melestarikan seni dan budaya Jawa di tengah arus modernisasi.
Gores A-PPI