Diduga Akal – Akalan  PIHAK SMKN 1 WAY PANJI Paksakan Siswa Dalam Kegiatan Study Tour/Outing Clas, Kunjungan Industri

Diduga Akal – Akalan PIHAK SMKN 1 WAY PANJI Paksakan Siswa Dalam Kegiatan Study Tour/Outing Clas, Kunjungan Industri

Bagikan artikel ini
LAMPUNG SELATAN mediakompas86.com – Kegiatan Study Tour (Kunjungan Industri) SMK Negeri 1 Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), menuai polemik. Sejumlah orang tua siswa mengungkapkan adanya dugaan pemaksaan agar siswa kelas X mengikuti kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada Februari 2025.

Menurut salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya, pihak sekolah mewajibkan siswa yang tidak mengikuti study tour tahun 2025 ini untuk membuat surat pernyataan bahwa mereka akan ikut serta pada tahun 2026.

“Anak saya tidak ikut study tour tahun ini, tapi sekolah mengharuskan membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa tahun 2026 harus ikut. Katanya, biar tidak terhambat aturan nanti. Tapi, biaya sebesar Rp2.250.000 per siswa terlalu berat bagi sebagian besar orang tua,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).

Surat pernyataan tersebut, menurut informasi, harus segera dikumpulkan dan ditandatangani oleh orang tua siswa.

“Surat dibuat oleh anak saya tapi yang mendiktikan surat itu guru dari sekolah itu dan harus ditandatangani oleh orang tua, lalu segera dikumpulkan,” tambahnya.

Selain itu, rencana perjalanan study tour ini disebut telah dipersiapkan sejak 2024 dengan tujuan Jakarta – Yogyakarta. Namun, untuk tahun depan, belum ada kepastian mengenai destinasi yang akan dituju.

“Anak saya tidak ikut tahun 2025. tujuan mereka ke Jakarta – Yogyakarta. Tapi, untuk tahun depan, belum tahu akan ke mana,” kata orang tua siswa lainnya.

Pihak Sekolah Membantah Adanya Pemaksaan

Saat dikonfirmasi, Bagian Humas SMK Negeri 1 Way Panji, Imron, membenarkan adanya kegiatan study tour tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada unsur pemaksaan bagi siswa untuk mengikuti program tersebut.

“Study tour tidak wajib dan tidak ada paksaan bagi siswa untuk ikut,” ujar Imron.

Namun, saat ditanya terkait dugaan pemaksaan surat pernyataan bagi siswa yang tidak mengikuti study tour tahun ini, Imron membantah adanya kebijakan tersebut.

“Tidak ada surat pernyataan yang dibuat secara paksa oleh siswa atau orang tua,” tegasnya.

Meskipun demikian, setelah melihat bukti surat pernyataan dari siswa dan wali murid yang dikabarkan diminta oleh salah satu oknum guru, Imron menyatakan akan segera berkoordinasi dengan pihak sekolah.

“Kami akan berkoordinasi dengan para guru untuk memastikan bahwa hal seperti ini tidak terjadi,” pungkasnya.

(Tim)