Garut jabar – kompas86id.com
3 Orang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana Garut mengaku akan menjadi korban dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh seorang oknum dosen berinisial H kepala staf Keuangan /dosen. mahasiswa menyampaikan bahwa adanya kewajiban membayar sejumlah uang di luar ketentuan resmi kampus membuat dirinya dan beberapa rekan mahasiswa merasa tertekan serta kebingungan.
Dalam pengakuannya, mahasiswa itu menuturkan bahwa beberapa mahasiswa diminta membayar biaya tertentu untuk keperluan yangbtidak jelas di luar aturan kampus. “Kalau mau ikut ujian, harus bayar dulu ke oknum dosen itu. Jumlahnya pun tidak menentu, bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah,” ungkapnya saat ditemui pada Minggu (13/10).
Lebih lanjut, ia mengaku sempat mendapat ancaman secara halus agar tidak melapor ke dosen lain atau pihak kampus. Menurutnya, ancaman itu berupa peringatan bahwa nilai bisa saja tidak keluar, skripsi ditahan, atau mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti ujian jika tidak memenuhi permintaan tersebut. Situasi ini membuat sebagian mahasiswa merasa takut dan memilih untuk diam demi kelancaran studi mereka.
3 orang mahasiswa tersebut mengaku sempat berkonsultasi dengan orang tua dan beberapa temannya karena merasa bingung harus berbuat apa. “Kami hanya ingin kuliah dengan tenang tanpa dibebani biaya yang tidak jelas. Kalau itu kebijakan resmi kampus, kami pasti patuh. Tapi kalau bersifat pribadi dan tidak transparan, jelas sangat memberatkan,” ujarnya lirih.
Sementara itu, laporan terkait dugaan pungli ini dikabarkan sudah disampaikan kepada beberapa media serta lembaga masyarakat Ketua DPD Sundawani wirabuana Garut, Iman, Hidayat S,ip menyebut bahwa pihaknya telah mengadukan persoalan ini ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah IV jawa barat namun hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait.ungkap Iman
Hingga berita ini diterbitkan, pihak STIE Yasa Anggana Garut belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus tersebut. Publik berharap agar kampus segera melakukan klarifikasi dan penelusuran mendalam untuk memastikan kebenaran laporan ini, demi menjaga kepercayaan mahasiswa serta menciptakan lingkungan akademik yang bersih dan berintegritas.
(***)