Jepara Jateng-mediakompas86.com
Menurut pandangan pengusaha muda, Witiarso Utomo, Pemimpin sejati adalah mereka yang mampu menerjemahkan visi ke dalam realitas. Yang mementingkan orang lain (altruisme) bukan diri sendiri (egoisme). Menjadi pemimpin sejatinya melayani. Menciptakan ruang belajar bersama dan berintegritas. Dalam satu rangkulan, memberi sejuta teladan.
Setiap orang yang dipercaya menjadi pemimpin sesungguhnya mengemban sebuah amanah. Memberi diri melayani masyarakat.
Kita menyadari bahwa jabatan politik yang dipercayakan kepada siapapun, mesti dibarengi dengan sikap menghormati dan merangkul masyarakat. Setiap kebijakan yang dicapai melalui musyawarah bersama adalah wujud tanggungjawab moral kepada masyarakatnya.
Pemimpin akan terseleksi. Dari pemimpin kecil, sampai pemimpin dengan wilayah dan otoritas yang luas. Termasuk pemimpin bangsa maupun pemimpin daerah.
Seorang pemimpin yang culas, biasanya baru akan terkoreksi setelah berhenti berkuasa. Saat berkuasa, durasi waktu yang panjang (5-10 tahun), para pemimpin masih bisa menggunakan fasilitas dan kekuasaannya untuk menutup-nutupi karakter dan kapasitas asli dirinya. Mereka bisa menekan dan mengancam orang yang kritis dan ingin membongkar kebobrokan dirinya. Mereka juga bisa sewa buzzer untuk membuat opini “selalu baik” tentangnya.
Setelah pemimpin itu turun dan tak berkuasa lagi, fasilitas otomatis berhenti. Semua akan terlihat “apa adanya”. Termasuk hasil kerjanya terkoreksi secara terbuka. Akan terlihat ia pahlawan, atau pecundang. Ia pemimpin, atau maling. Para buzzer pensiun, karena tak ada lagi yang bisa dipoles.
Masa durasi dalam waktu pendek. Mendadak dan tiba-tiba timbul masalah. Semua orang gagap dan panik. Di sinilah kualitas seorang pemimpin akan diuji. Sejauh mana ia punya kompetensi dan narasi dalam menghadapi situasi seperti itu.
Selain karakter, pemimpin juga harus berkompeten. Karakter dan kompetensi adalah dua hal yang saling memengaruhi. Karakter seorang pemimpin dipengaruhi oleh kempetensinya. Kalau tidak kompeten kok jadi pemimpin, berarti tidak berkarakter..
Karakter dan kompetensi seorang pemimpin akan terlihat secara terang benderang ketika ia dihadapkan pada masalah. Keuangan negara terancam. APBN-APBD megap-megap. Dampak sosial-ekonominya dahsyat. Ini akan dapat mengukur seorang pemimpin dengan melihat cara ia menghadapinya.
Waktunya teramat singkat, tidak sempat lagi pemimpin bersolek. Second to second. Tak akan tertandingi oleh isu lain. Semua akan fokus melihat isu ini. Juga melihat bagaimana pemimpin mereka menyelesaikannya.
(Rud)