Kasus DBD Mulai Marak Di Sukamulya  Dinkes dan Puskesmas Palas : Tunggu Laporan Baru Pencegahan

Kasus DBD Mulai Marak Di Sukamulya Dinkes dan Puskesmas Palas : Tunggu Laporan Baru Pencegahan

Bagikan artikel ini

LAMPUNG SELATAN kompas86id.com – Sejumlah masyarakat Desa Sukamulya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, mulai resah munculnya Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Masyarakat setempat meminta Dinas Kesehatan Lamsel melalui UPTD Puskesmas Palas gerak cepat tangani penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.

Betapa tidak, keresahan masyarakat tersebut dilandasi ada sejumlah kasus warga yang diduga terjangkit DBD. Salah satunya dialami AAP (16) putra dari Supendi warga Desa Sukamulya yang diduga terserang DBD dan kini masih menjalani perawatan di RSUD Bob Bazar.

Saat dikonfirmasi, Supendi mengatakan masyarakat di lingkungannya mulai was-was dengan penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Menurutnya sudah lebih dari satu orang yang diduga terserang DBD. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan konkret dari Puskesmas setempat dan Dinkes Lamsel.

“Beberapa minggu terakhir sudah banyak warga kami ada yang terkena DBD. Berharap kepada Pihak terkait setidaknya bisa dilakukan sosialisasi atau tindakan lainnya kepada masyarakat,” kata dia. Kamis (16/10/2025)

Hal senada yang diungkapkan, salah satu warga Desa Sukamulya yang enggan disebutkan namanya. Ia justru mengkritik Dinkes Lamsel dan UPTD Puskesmas Palas yang dinilai lamban dalam merespon persoalan DBD tersebut. Menurutnya, pihak terkait kurang proaktif dalam upaya pencegahan, seperti penyuluhan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan dan pengendalian nyamuk, serta program pemberantasan sarang nyamuk.

“Situasi ini membutuhkan perhatian serius dari pihak berwenang. Langkah-langkah preventif seperti fogging, edukasi masyarakat, dan peningkatan kesadaran perlu dilakukan segera,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Palas, Bambang Kurniawan mengaku hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan tembusan yang menyatakan ada warga Desa Sukamulya positif DBD. Ia menilai kasus yang dimaksud baru sekedar suspect (dugaan) DBD.

“Kalau ada orang lagi sakit memang sering kali trombosit turun, ini baru suspect, bukan positif DBD. Kalau dia dikatakan positif DBD itu, ada lagi tes IgG dan IgM yang belum ada,” ujarnya.

Meski demikian, kata Bambang, pihaknya tetap akan menerjunkan petugas survelen untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di rumah pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah ada tempat perindukan nyamuk, seperti genangan air.

“Nanti kalaupun memang ada jentiknya, kami akan lakukan penyuluhan dilingkungan masyarakat setempat. Kami sampaikan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kemudian, supaya lebih bersih lagi kita lakukan fogging,” kata dia.

(*)