Ngobrol Dengan Witiarso Utomo. (Mas Wiwit).  Oleh : Purnomo.

Ngobrol Dengan Witiarso Utomo. (Mas Wiwit). Oleh : Purnomo.

Bagikan artikel ini

Jepara Jateng-mediakompas86.com

Konsep “Mulih Deso Noto Jeporo “ Kunci Mensejahteran Masyarakat dengan Pemenuhan Unsur Kebutuhan Dasar Masyarakat.

 

Ngobrol dengan Wiarso Utomo pengusaha sukses di Jakarta ingin mulih Deso bangun Jepara dimaksudkan untuk mensosialisaikan dukungan terhadap pencalonan dirinya sebagai Bacabup Jepara dalam Pilkada yang bakal digelar pada 27 November 2024. Dalam ngobrol bareng dengan pria yang akrab dipanggil Mas Wiwit ini memaparkan visi misinya dalam rangka mewujutkan Jepara lebih baik sesuai harapan warga masyarakat.

 

Masyarakat Jepara cukup trauma dengan nasib daerah ini, setelah reformasi di pimpin oleh 3 Bupati yang tidak ada perubahan yang senifikan, sehingga keharusan calon pemimpin yang anti korupsi menjadi syarat mutlak dan harga mati bagi siapapun yang akan maju memperebutkan kursi Bupati/Wakil Jepara.

 

Witiarso Utomo (Wiwit) yang matang memimpin perusahaan yang sudah sekelas Tbk, sangat potensial dan pantas menduduki jabatan tersebut. Apalagi kinerjanya dalam membangun Jepara, Baik bidang pembangunan, infratruktur , pendidikan dan pemberdayaan ekonomi dalam rangka mewujutkan kemandirian ekonomi dan mensejahterakan masyarakat Jepara.

 

Dukungan yang terus mengalir dan menguat seperti dari relawan mas Wiwit dan elemen masyarakat umum yang mensosialisasi visi misi agar keterpihakan kepada rakyat semakin dipahami masyarakat.

 

Visi misi “ Bangun Deso Noto Kuto” mas Wiwit, tidak hanya berhenti sebagai slogan namun bisa direalisasikan dengan konsep kematangan pengalamannya, Meski diakuinya implememtasinya berat dilakukan, tapi menurutnya sudah waktunya pembangunan Jepara tidak hanya kotanya saja yang menurutnya tidak sentralistik. Sementara Jepara memiliki 195 desa/kelurahan, Maka sinergi antara pemerintahan desa dan kota bisa diwujutkan mulai dari elemen paling kecil yakni keluarga. Desa adalah miniatur kabupaten, tidak boleh kebutuhan dasar lebih besar pasak daripada tiang.

 

Ke depan tidak hanya sekolah gratis, kesehatan gratis, tapi pendapatan juga meningkat dengan cara kehadiran pemerintah daerah menciptakan sentra sentra ekonomi, pendapatkan maksimal mulai dari retribusi mauppun aktifitas jual beli. Agar kebutuhan masyarakat teratasi Menurut UU, APBD harus distribusi dana ke masyarakat, baik untuk bantuan warga miskin, musibah dan jamkesmas, terutama untuk warga yang belum punya BPJS, SKTM. anggaran disiapkan oleh pemerintah. Sebagai dana untuk kestabilan ekonomi.

 

Menurutnya bagaimana konsep menbangun desa menata kota ini bisa terealisasi, untuk mencapai tarjet adanya pemerataan pembangunan, beroriensltaai kebutuhan dasar warga masyarakat. Pendapatan APBD lebih besar. Apalagi, Jepara memiliki banyak potensi yang belum tergarap. Ia menyesalkan alokasi pembangunan yang hanya wilayah yang sama tiap tahunnya.

 

Ke depan tidak hanya bentuk bangunan yang banyak tapi harus ada multy effect. Tidak hanya peningkatan perekonomian, menjadikan desa mandiri, memperdayakan SDM dan potensi SDA, memperomosikan kearifan lokal. Memenuhi kebutuhan desa dengan pendapatan harus lebih besar daripada kebutuhan, desa harus mampu menghaailkan Pendapatan Desa untuk membangun desanya.

Rudy