Oknum Guru SMPN 3 Brebes Diduga Lakukan Pungli dan Bullying dengan Kata ‘Sudah Miskin Memalukan

Oknum Guru SMPN 3 Brebes Diduga Lakukan Pungli dan Bullying dengan Kata ‘Sudah Miskin Memalukan

Bagikan artikel ini

 


BREBES-Kompaa86id.com

DN-II MIRIS! Praktik pungutan liar (pungli) dan dugaan aksi bullying yang dilakukan oleh seorang oknum guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Brebes memicu keresahan publik. Oknum guru yang diduga bernama Yanuar tersebut diduga secara terang-terangan menarik iuran dari orang tua/wali murid hingga mencapai Rp260.000 melalui pesan WhatsApp. (16/10/2025).

​Pungutan untuk Perbaikan Sekolah
​Pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh oknum guru tersebut kepada orang tua siswa lantas beredar luas di media sosial. Dalam pesan itu, oknum tersebut meminta orang tua/wali murid menitipkan uang sebesar Rp260.000 kepada anak-anak mereka. Uang tersebut diklaim sebagai iuran untuk membantu perbaikan sekolah, khususnya pengaspalan jalan.

​Selain iuran perbaikan, oknum tersebut juga diduga telah menghimpun uang kas dari siswa yang sedianya akan digunakan untuk kegiatan makan bersama. Namun, rencana tersebut dibatalkan karena adanya penolakan dari siswa, dan uang kas tersebut dijanjikan akan dikembalikan melalui salah seorang siswa bernama “Mba Mesya”.

​Berikut adalah kutipan pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh oknum guru kepada orang tua siswa:

​”Yth kpd bapak/ibu wali murid Anak anak besok membawa uang nggeh sebesar Rp 260k untuk membantu memperbaiki sekolah karn jalanan di sekolah mau di aspal jadi pak guru minta tolong kepada kalian semua nggeh dan nanti uang kas akan dikembalikan besok nggeh soalnya anak-anak pada yang nggak mau ikut makan bersama nggeh. Nanti uangnya di mba mesya ya anak-anak.”

​Oknum guru tersebut bahkan kembali mengirimkan pesan tagihan yang bernada mendesak, “Maaf nggeh yang belum punya uang atau beso blm bayar pak guru gak bisa hari lainnya soalnya pak guru mau ke luar kota pak guru ada urusan.”

​Dugaan Bullying terhadap Siswa Tidak Mampu
​Tak hanya praktik pungli, oknum guru yang sama juga diduga melakukan tindakan bullying dan intimidasi terhadap salah satu peserta didik, yang menyebabkan siswa tersebut mengalami tekanan mental dan syok.

​Kejadian bermula ketika orang tua siswa yang merasa keberatan dengan berbagai biaya yang dibebankan meminta bantuan kepada Muhammad Tangguh Bahari, seorang aktivis masyarakat, agar anaknya dibebaskan dari seluruh biaya. Bukannya mendapat perlindungan, siswa dari keluarga tidak mampu itu justru diduga di-bully oleh oknum guru dengan melontarkan kata-kata tidak pantas, salah satunya “sudah miskin memalukan.”
​Tanggapan Dinas Pendidikan dan Pihak Sekolah

​Kasus dugaan pungli dan bullying ini sempat disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, yang kabarnya telah melakukan pembinaan terhadap oknum yang bersangkutan.

​Untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi, aktivis M. Tangguh Bahari juga mendatangi Kepala SMPN 3 Brebes, Tarto, S.Pd. Namun, pihak sekolah membantah keras adanya kejadian tersebut.

​Di hadapan aktivis dan awak media, Kepala SMPN 3 Brebes Tarto, S.Pd., menyatakan bahwa pesan SMS yang dilayangkan oleh guru terkait permintaan uang adalah Hoaks atau tidak benar. Ia menegaskan selama ini tidak pernah memerintahkan guru untuk menarik uang, apalagi dilakukan melalui pesan WhatsApp.

​Tarto menambahkan, jika ada pungutan yang bersifat uang, pihaknya pasti akan berkoordinasi dengan pengurus komite sekolah. “Dan tentu dilakukan dengan menggunakan surat resmi, melalui komite,” tegasnya saat menyampaikan klarifikasi kepada aktivis M. Tangguh Bahari yang didampingi sejumlah awak media. (*)