PERAN PEREMPUAN DALAM MEMBANGUN BANGSA DIAPRESIASI POSITIF

Bagikan artikel ini
Kedua Narasumber Legislator perempuan hadir diprogram Teras Demokrasi limawaktu Radio

 

Cimahi|mediakompas86.com -Peran perempuan dalam mengawal pembangunan kepemerintahan baik ditingkat pusat, daerah, kota/ kabupaten sering kita lihat, penomena tersebut dapat kita lihat baik melalui siaran televisi ataupun radio juga media surat kabar baik cetak ataupun online serta dialoge publik yang sering digelar.

Anggapan perempuan yang dulu hanya identik dengan, ‘Dapur, Sumur dan Kasur’ kini ditepis oleh kedua narasumber perempuan tangguh yang saat ini duduk menjadi seorang legislatif dikota cimahi.

Kedua narasumber tersebut adalah Dra. Aida Cakrawati dari Fraksi Demokrat. Dan Enil Fadahliza S.pd dari Fraksi Gerindra yang saat ini duduk dikomis III DPRD Kota Cimahi. Kedua narasumber ternyata fokus terhadap persoalan perempuan, dan menyatakan ‘kepemimpinan seorang perempuan tidak usah diragukan dalam menduduki jabatan’.

Talkshow yang dikemas redaksi limawaktu radio diprogram ‘Teras Demokrasi’ yang dipandu Kristin Simanjuntak, begitu piawai mengupas persolan perempuan, terlebih dalam membagi tugas kepemimpinan perempuan dikursi legislator cimahi.

Dari tahun ke tahun kesenjangn perempuan dengan kaum laki-laki mulai terus ditinggalkan, serta oknum yang mengatakan kodrat permpuan bukan untuk mempimpin sepertinya sudah mulai teredukasi. Diakuinya kaum perempuan dan laki-laki sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi  pemimpin dalam suatu organisasi. sahut  narasumber.

Kedua narasumber menepis kesetaraan gender perempuan yang secara terus menerus digaungkan dengan pola edukasi dan sosilisasi, agar masyarakt tahu bahwa perempuan memiliki hak politik yang sama dengan kaum laki-laki. Mesti dingat, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak untuk dilindungi undang undang, serta memiliki hak untuk dipilih dan memilih.

“untuk bisa menjadi seorang pemimpin tentu kita mesti belajar, dan itu ada teorinya untuk kita coba” terang Aida. Rabu ( 19/7 )

Namun demikian perempuan harus bisa menyeimbangkan urusan rumah tangga dan urusan publik, walau pekerjaan perempuan menjadi doble track, tentunya juga harus pandai mengatur waktu, tambah Aida.

Ada yang berbeda jika kepemimpinan dikendalikan oleh seorang perempuan. Mengingat dalam diri perempuan tertanam kelembutan dan kesabaran dalam memimpin. Sebab perempuan dalam menuntaskan masalah tentunya akan memakai perasaan juga kehati hatian serta perempuan akan telaten dan sabar menghadipinya.

Sementara Enil Fahdaliza mengatakan, perempuan atau seorang istri adalah karunia yang sangat besar diberikan oleh Alloh SWT. Namun, “kenapa perempuan jarang diberi kepercayaan untuk memimpin ? ”

Pada dasarnya perempuan bisa saja sejajar dengan kaum laki-laki, namun itu kembali ke kodrat perempuan sebagai bagian dari tulang rusuk laki-laki. Dan  nyatanya masih ada kuota untuk mengisi kekosongan legislator di kota cimahi  yang targetnya harus melebihi kuota 30 persen.

Mampukah perempuan menjadi pemimpin! dan mengapa perempuan tidak diberi kepecayaan untuk menjadi seorang pemimpin? Kedua narasumber sepakat menjawab dengan jawaban “pasti mampu!”. Namun itu dikembalikan kepada perempuan itu sendiri.

Adapun harapan yang diinginkan kedua narasumber adalah meminta kaum perempuan untuk terus berinovasi, berkarya dan tonjolkan jika kita mampu untuk memimpin dimanapun manakala ada kesempatan untuk memimpin yang ditawarka. Pungkasnya. (AW)