Jepara Jateng-mediakompas86.com
Purna Bhakti atau Pensiun bukan berarti akhir dari pengabdian seorang prajurit kepada bangsa serta negara, namun sebagai purnawirawan harus kembali menjadi rakyat, juga tidak pernah melepaskan hati dan pikiran untuk negeri kita yang kita cintai ini, seperti yang dilakukan Ipda Ustan Sulistyanto, seorang Purnawirawan Polri yang mengakhiri masa Bhaktinya pada tanggal 1 April 2023. Ia merupakan salah satu putra terbaik bangsa yang mempunyai jiwa Nasionalis tanpa membeda-bedakan suku, agama, jabatan, ras dan satatus sosial masyarakat.
Ustan Sulistyanto masih ingin mengabdi dengan bentuk yang berbeda yakni membantu masyarakat dalam kegiatan social, memberi pengarahan pada Masyarakat untuk selalu menjaga Kamtibmas. Seperti yang dilakukannya tadi pagi setelah sholat Subuh di Masjid Istiqomah di desa Banyutarung Kecamatan Temanggung Kota, ia memberi materi ceramah tentang wawasan kebangsaan pada jamaah sholat Subuh. “Saya jadi lebih banyak berdzikir dan bersyukur Kepada Allah SWT, diberikan kekuatan lahiriah dan bathinia dimasa Purna Bhakti Saya, dan berusaha berbuat terbaik untuk masyarakat”, Jelasnya kepada mediakompas86.com.
Sebagai seorang mantan anggota Polri, dia selalu ingat bahwa sumpah yang dilakukan saat masih aktif sebagai Anggota Polri dimana setia kepada NKRI dan Pancasila tidak akan pernah hilang sebelum bunyi salvo atau tembakan penghormatan terakhir bagi prajurit dan mantan prajurit saat di makamkan tidak terdengar.
“Selama kita masih bisa mendengarnya, kita masih terikat sumpah,” Ujar Ustan.
Pada ceramah Subuh tadi, Ustan juga memberikan pandanganya soal sila ke-4 dalam Pancasila yang dinilai telah kehilangan makna saat ini. Tidak hanya itu, dia menyinggung bahayanya global civilizations yang mengancam kedaulatan bangsa.
“Ini kalau kita tidak waspada, seperti suku Aborigin, hilang dan suku lainya. Siapa lagi yang perduli kalau bukan kita, oleh karena itu menanamkan wawasan kebangsaan pada masyarakat sangat perlu dilakukan”, ujarnya.
(Rud)