Jepara ( Jateng ) mediakompas86.com
Meski sudah banyak yang terkuak praktik dukun palsu pengganda uang, tapi masih banyak masyarakat yang percaya adanya hal tersebut. Baru-baru ini, terjadi kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara, yang cukup menyita perhatian publik.
Bukan uang hasil gandaan yang didapat, sebanyak 12 pasien pengganda uang kehilangan nyawa karena dibunuh oleh sang dukun. Untuk itu, masyarakat di Kabupaten Jepara diminta lebih berhati-hati dan tidak tergiur janji-janji dukun pengganda uang.
Hal ini disampaikan Sekda Jepara Edy Sujatmiko, dalam kegiatan safari Ramadan di Masjid Nurul Yaqin Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo pada Rabu malam (5/4/2023). Sekda yang dalam kesempatan tersebut mewakili Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta, didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah.
“Menjelang Hari Raya banyak kebutuhan yang harus kita keluarkan. Tapi, jangan tergiur dukun pengganda uang,” ungkap Edy Sujatmiko.
Edy menilai banyak orang yang masih percaya dengan perdukunan khususnya penggandaan uang. Karena masyarakat memiliki keinginan untuk mendapatkan uang dengan cepat, tanpa harus bekerja.
Edy Sujatmiko mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan jangan mudah percaya dengan iming-iming atau janji bisa menggandakan uang atau panen uang dengan cara-cara instan. Karena cara-cara seperti itu, hanya merupakan kedok penipuan yang sebenarnya juga sudah sering terjadi.
Disampaikan Edy, di balik terungkapnya kasus penggandaan uang Banjarnegara, diduga akibat para korban tertarik untuk menggandakan uang dengan menggunakan jasa tersangka sebagai dukun pengganda uang.
“Modus pengganda uang, kepercayaan masyarakat atas hal mistis, dan target sasarannya adalah masyarakat dengan krisis ekonomi,” katanya.
Dalam tarawih keliling kali ini, Edy Sujatmiko menyerahkan bantuan yang diterima takmir masjid kiai Asrori di antaranya hibah Rp50 juta, Al-Qur’an dan perlengkapan ibadah. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang ikut hadir juga menyalurkan bantuan senilai Rp1,5 juta.
(Rud)