Sekolah Ramah Anak: SD IT Persis Tarogong Kidul Perkuat Komitmen Cegah Kekerasan

Sekolah Ramah Anak: SD IT Persis Tarogong Kidul Perkuat Komitmen Cegah Kekerasan

Bagikan artikel ini

Garut Jabar_ kompas86id

SD IT Persis Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, menggelar diskusi panel bertema perlindungan anak di lingkungan pendidikan pada Sabtu (19/10/2024). Kegiatan ini dihadiri lebih dari 200 peserta, termasuk komite sekolah, tenaga pendidik, dan perwakilan orang tua, dengan menghadirkan sejumlah narasumber ahli.

Diskusi ini fokus pada pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah, mencakup kekerasan fisik, verbal, psikologis, hingga kekerasan berbasis gender. Semua bentuk kekerasan harus diidentifikasi dan diatasi sejak dini agar lingkungan sekolah menjadi aman bagi siswa.

Kepala Bidang Perlindungan Anak DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Budi Kusmawan, menekankan pentingnya menciptakan sekolah yang aman dan menyenangkan bagi anak. “Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak, sehingga harus terbebas dari kekerasan. Baik saat belajar, berkreasi, maupun bersosialisasi, anak harus merasa aman,” ujar Budi.

Budi juga menyoroti peran penting orang tua dalam menciptakan lingkungan harmonis di rumah dan mendukung proses belajar anak. “Ketika anak merasa senang di rumah dan sekolah, mereka dapat mencapai prestasi maksimal,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa keterlibatan warga sekolah, komite, dan orang tua dalam pencegahan dan penanganan kekerasan sangat krusial.

Langkah Konkret Pemerintah dan Sekolah

Pemerintah Kabupaten Garut telah menerbitkan Keputusan Bupati tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Anak di Satuan Pendidikan, yang sejalan dengan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2024. Implementasinya dilakukan melalui sosialisasi dan pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di setiap sekolah.

Budi menyampaikan bahwa sebagian besar satuan pendidikan di Kabupaten Garut telah membentuk tim tersebut. “Kami ingin memastikan setiap sekolah benar-benar ramah anak,” ujarnya.

Kepala SDIT Persis Tarogong Kidul, Iyus Susanto, M.Pd., menyatakan bahwa sekolahnya sudah membentuk tim khusus untuk menangani insiden kekerasan dan menyediakan dukungan psikologis bagi korban. “Kami juga menyiapkan kebijakan dan buku panduan untuk orang tua agar lebih mudah terlibat dalam upaya pencegahan kekerasan,” kata Iyus.

Iyus menekankan bahwa sekolah ingin menciptakan rasa aman bagi anak dan orang tua. “Ketika orang tua mengantar anaknya ke sekolah, mereka harus yakin bahwa anak-anaknya berada di tempat yang aman,” tambahnya.

Narasumber dan Rekomendasi Diskusi

Diskusi ini menghadirkan berbagai narasumber, antara lain Bambang Sugeng, S.Pd., dari Dinas Pendidikan Garut; Briptu Rakhee T, penyidik Unit PPA Polres Garut; Budi Kusmawan dari DPPKBPPPA; dan Santi Yudhistira, dosen psikologi Universitas Negeri Jakarta. Para narasumber menyampaikan materi mengenai kebijakan perlindungan anak, peraturan hukum, dan pendekatan psikologis dalam pencegahan kekerasan.

Hasil diskusi melahirkan rekomendasi penting, termasuk komitmen sekolah untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak dan pelibatan aktif orang tua serta siswa dalam menangani masalah kekerasan. SD IT Persis Tarogong Kidul juga telah resmi menyandang status sebagai sekolah ramah anak, dengan komitmen untuk bebas dari segala bentuk kekerasan.

SN