Sosialisasi Manajemen Krisis Dibutuhkan Sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Kota Cimahi

Sosialisasi Manajemen Krisis Dibutuhkan Sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Kota Cimahi

Bagikan artikel ini
Plt Asisten III dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi berphoto saat kegiatan berlangsung. Rabu.(14/5)

KOMPAS86ID.COM

CIMAHI – Pemkot Cimahi melalui Dinas Kesehatan tengah mengoptimalkan para tenaga kesehatan guna penangulangan krisis manajemen kesehatan. Kegiatan yang digelar di Aula Gedung A pemkot Cimahi menghadirkan plt. Asisten III Cimahi Harjono dan Kepala Dinas Kota Cimahi dr. Mulyati serta narasumber dari BPBD Provinsi Jabar.

Kepala Bidang Kesehatan (Kabid) Kota Cimahi, Mohammad Dwihardi mengatakan, Manajemen krisis kesehatana merupakan proses sistematis untuk menghadapi dan mengelola situasi krisis yang terkait dengan kesehatan masyarakat.

Baca Juga: disdik larang sekolah pungut biaya perpisahan ke siswa

Ia mengukapkan, kegiatan sosiliasisasi ini penting dilakukan sebagai upaya pencadangan tenaga kesehatan agar siap siaga bila hal yang tidak diinginkan ( bencana ) terjadi.

Hal lain kata Dwi, Kegiatan ini melibatkan semua sektor kesehatan yakni: IDI, Bidan, BPBD serta relawan kesehatan kelurahan dan kecamatan, dengan tujuan menupayakan penanganan bencana.

” Akan ada kebutuhan tenaga kesehatan serta persiapan rumah sakit bencana dan lainnya dalam menagani sebuah bencana. maka manajemen krisis diperlukan dan dinas kesehatan kota cimahi dipastikan membutuhkan tenaga kesehatan cadangan” terang Dwihardi. Rabu, (14/5).

Beberapa langkah penting dalam manajemen krisis kesehatan adalah identifikasi dan Penilaian Risiko yang dapat terjadi, seperti wabah penyakit atau bencana alam. Tutup Dwihardi.

Sementara Kabid ( kepala bidang ) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD provinsi Jawa Barat, Edi Heriyari mengatakan kota cimahi akan menjadi imbas dari dampak sesar lembang. Oleh karena itu diperlukan kesiapsiagaan yang terencana.

Manajemen krisis kesehatan perlu diterapkan karena leading sektornya ada di Dinas kesehatan Kota yang menggerakan semua unsur pentahelix. terang Eri.

” Ini diperlukan sebagai Perencanaan dan Persiapan sekaligus mengembangkan rencana krisis yang komprehensif dan terkoordinasi untuk menghadapi situasi krisis” Ujar Edi.

Maka, dinas perlu melakukan pelatihan dan simulasi untuk memastikan bahwa tim krisis siap menghadapi situasi krisis. Pastikan semua tim krisis aktif dalam penanganan krisis, dan segera ambil tindakan cepat dan tepat untuk mengatasi krisis, seperti mengisolasi sumber penyakit atau menyediakan fasilitas kesehatan darurat.

Baca Juga: pemkot cimahi siap kerja sama dengan pusdik untuk pembinaan siswa

Tentunya kegiatan tidak terfokus pada kebencanaan saja namun tenaga kesehatan juga fokus terhadap pemulihan dan Evaluasi agar kondisi normal dan masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Serta mengevaluasi respons krisis dan mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons krisis di masa depan. (One)