Jepara Jateng-mediakompas86.com
Karimunjawa, Jawa Tengah, adalah sebuah kepulauan yang terkenal dengan keindahan pantainya. Namun, tak hanya keindahan pantai, budidaya tambak udang juga menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian besar masyarakat setempat.
Dalam beberapa tahun terakhir, petani tambak udang di Karimunjawa telah mengembangkan teknik dan strategi yang efektif untuk menghasilkan udang berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup besar, sehingga ekonomi masyarakat meningkat.
Industri budidaya tambak udang di Karimunjawa tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan di daerah tersebut.
Selama beberapa tahun terakhir, terdapat isu tentang penutupan budidaya tambak udang di Karimunjawa karena beberapa alasan seperti dampak lingkungan yang merusak dan adanya keluhan dari warga sekitar mengenai bau limbah tambak yang tidak sedap. Namun, hal ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat setempat.
Beberapa kelompok masyarakat Karimunjawa yang bergantung pada budidaya tambak udang menolak untuk menutup usaha mereka. Mereka mempertanyakan dampak dari penutupan budidaya tambak udang pada perekonomian dan kehidupan mereka yang sudah sangat tergantung pada usaha tersebut. Ribuan masyarakat Karimunjawa juga bergantung pada tambak udang sebagai sumber penghasilan utama mereka dan penutupan budidaya akan sangat berdampak pada kehidupan mereka terlebih dampak Sosialnya.
Menanggapi isu tersebut, salah satu petani tambak Sutrisno kepada Kompas86.com mengatakan, “Pemerintah daerah dan pihak terkait harus menemukan solusi terbaik untuk menyeimbangkan antara keberlanjutan lingkungan dan kebutuhan ekonomi masyarakat Karimunjawa, bukan dengan penutupan usaha budidaya tambak udang yang selama ini menjadi ujung tombak peningkatan ekomomi masyarakat, terang sutrisno.
Ia melanjudkan, budidaya udang sudah ada mulai tahun sembilan puluhan, seharusnya pihak pemda memberikan solusi yang tidak merugikan petani tambak. Kalaupun ada yang harus di benahi, hendaknya Pemda memberikan arahan atau penyuluhan agar usaha kami lebih tertata dan berkembang. Dan Pihak Pemda seharusnya juga memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang teknik budidaya yang lebih baik dan berkelanjutan, tutur Sutrisno.
Saat ini, wacana penutupan budidaya tambak udang di Karimunjawa masih menjadi perdebatan dan perlu ada kesepakatan bersama antara pemerintah, dan pihak terkait untuk menemukan solusi terbaik dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Namun, perlu dicatat bahwa diduga ada oknum yang menginginkan penutupan tambak udang di Karimunjawa untuk kepentingan pribadi mereka. Hal ini dapat memperburuk situasi dan menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat setempat yang bergantung pada budidaya tambak udang sebagai sumber penghasilan utama mereka. Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk menghindari kepentingan pribadi dan fokus pada solusi untuk seluruh masyarakat Karimunjawa, pungkas Sutrisno.
(Rud)