SWA PWA Jateng Tuntaskan Sesi Akhir, Cetak Perempuan Mandiri dan Tangguh

SWA PWA Jateng Tuntaskan Sesi Akhir, Cetak Perempuan Mandiri dan Tangguh

Bagikan artikel ini

Sukoharjo,Kompas86id.com – Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA) yang digagas oleh Lembaga Bantuan Hukum Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (LBH MHH) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah bekerja sama dengan Program Inklusi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah resmi menuntaskan sesi terakhirnya dengan sukses.

Kegiatan penutup bagi Komunitas BUEKA Kecamatan Pedan–Klaten dan Komunitas BSA Kabupaten Sukoharjo ini digelar pada Sabtu, 1 November 2025, di Meeting Room Pesantren Darul Fatihil Kirom, Gowanan, Ngemplak, Kartasura, Sukoharjo.

Hadir dalam acara tersebut Ketua LBH MHH PWA Jateng, Dr. Siti Kasiyati, S.Ag., M.Ag., CM, dan Wakil Ketua PWA Jateng bidang MHH dan LLHPB, Dr. Sri Gunarsi, S.H., M.Hum. Sebanyak 45 peserta mengikuti sesi pamungkas yang diisi dengan materi Teknik Pemasaran oleh Astri Suryanti, S.M., M.M.

Dalam pemaparannya, Astri menekankan pentingnya memahami karakter pasar sebelum memasarkan produk

“Kita perlu tahu siapa pembeli kita, bagaimana perilakunya, kebiasaannya, dan apa yang mereka sukai. Setelah riset pasar, barulah produk kita sesuaikan agar tepat sasaran,” ujarnya.

Usai sesi materi, para peserta berbagi kisah inspiratif tentang perubahan positif setelah mengikuti program sejak pertengahan 2024. Jarmi, penjual wingko, mengaku kini lebih percaya diri. Sementara Dwi, pemilik angkringan, merasakan peningkatan pelanggan dan bahkan turut berperan sebagai paralegal membantu masyarakat mengakses bantuan hukum gratis melalui LBH MHH PWA Jateng.

Kegiatan dilanjutkan dengan Kunjungan Pengalaman Lapangan ke Dapur Lely Resto di Sragen, milik Dyah Nur Laily Fathonah, produsen Gethuk Presiden. Lely berbagi kisah suksesnya membangun merek hingga memiliki 13 cabang di berbagai daerah.

“Brand itu penting. Dulu produk saya tidak dikenal. Setelah diberi nama ‘Gethuk Presiden’ dan dipasarkan secara konsisten, baru usaha ini berkembang,” jelasnya.

Selain menekankan pentingnya branding, Lely juga mengajak peserta menerapkan konsep zero waste melalui ternak ayam dan lele untuk mengolah sampah dapur menjadi pakan ternak.

Dengan berakhirnya SWA 2025, diharapkan para peserta — terutama penyintas kekerasan, kepala keluarga perempuan, dan penyandang disabilitas  dapat menjadi komunitas mandiri, berkelanjutan, dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Sebagai tindak lanjut, akan dibentuk kelompok usaha bersama dengan program pendampingan legalitas, sertifikasi halal, pinjaman lunak (akad qord), pembentukan koperasi konsumen, serta pertemuan rutin untuk memperkuat jejaring.
( Gores A-PPI)